Tulisan ini dikutip dari https://jits.co.id ketika penulis sedang mengikuti pelatihan yang di adakah oleh pengelola perusahaan tersebut. Beberapa materi dari diktat juga saya posting di website ini, harapannya semuga bermanfaat bagi pengunjung dan pembaca.
Dari waktu ke waktu lebih banyak sikap mendukung pemberian kuliah jurusan menerjemah daripada seminar menerjemah praktis “menjadi penerjemah” dianggap sebagai sikap "konservatif", sedangkan sikap kedua yang mendukung kegiatan praktis dalam kelompok-kelompok kecil daripada perkuliahan dianggap sebagai sikap "progest? Namun, penelitian-penelitian empiris terbaru tentang pembelajaran telah menunjukkan bahwa pertentangan ini menyesatkan. Manusia mampu belajar sangat baik dengan mendengarkan secara pasif sementara guru atau dosen berbicara. Dan meskipun tak bisa dipungkiri pengalaman praktis merupakan cara belajar yang efektif, ada cara-cara dalam penyusunan pengalaman itu di dalam kelas yang menghalangi keefektifannya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor terpenting dalam keefektifan berbagai macam metode pengajaran terhadap proses belajar adalah keselarasan otak (brain-com) sampai sejauh mana "keselarasan" suatu metode pengajaran dengan cara belajar otak yang sesungguhnya.
Penyajian Kuliah
Jadi, mungkin pada tingkat yang paling luas dan paling jelas, yang menjadikan kuliah efektif sebagai alat penguatan bukanlah "cakupannya", berapa banyak informasi yang mampu diringkas penyaji kuliah dalam waktu satu setengah jam, melainkan seberapa menariknya kuliah itu. Ada kuliah yang disajikan dengan begitu memikat, hingga para peserta menjadi lupa waktu; ada pula penyajian kuliah yang begitu membosankan sampai-sampai semua orang jatuh tertidur setelah lima menit pertama.
Beberapa pendukung penyajian kuliah tradisional akan mengakui bahwa ya, memang, ada kuliah-kuliah yang sangat tidak menarik, tetapi orang tidak boleh lupa -mereka berkilah-bahwa sebagian dari kesalahan itu merupakan tanggung jawab mahasiswa. Mahasiswa juga harus berusaha agar merasa tertarik. Bahkan, pembicara yang paling brilian sekalipun tidak mampu menggugah orang yang jelas-jelas merasa bosan. Orang tidak bisa mengharapkan dosen dapat bersaing dengan rayuan MTV. Jika mahasiswa tidak mau berusaha tertarik dengan maksud penyaji, sebaiknya mereka tidak usah ada di kelas - atau mungkin, tidak usah menjadi mahasiswa sama sekali.
Bagi penulis kuliah dan seminar adalah kegiatan pembelajaran yang sama sama memiliki tujuan aktualisasi kemampuan setiap penerjemah yang menjadi peserta. Tidak banyak lulus perkuliah bahasa inggris kemudian tidak dapat bekerja sebagai penerjemah profesional, dan sebaliknya banyak sekali peserta seminar penerjemah menjadi berhasil sebab mengikuti diktat dan modul seminar. Jawabannya bukan pada seberapa bagus menyelenggarakan perkuliahan atau seminar, tetap lebih pada keseriusan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.